A. Prinsip-Prinsip
Pembelajaran
Adapun prinsip-prinsip pembelajaran ada enam, yaitu sebagai berikut :
1. Prinsip Kesiapan (Readiness)
Proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kesiapan individu sebagai
subyek yang melakukan kegiatan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi
fisik-psikis individu untuk memungkinkan dapat melakukan proses belajar.
Peserta didik yang belum siap akan mengalami kesulitan atau malah putus asa
tidak mau belajar.
Kesiapan belajar merupakan kematangan dari pertumbuhan fisik, psikis,
intelegensi, latar belakang pengalaman, motivasi, persepsi dan faktor-faktor
lainnya yang memungkinkan seseorang dapat belajar.[1]
Berdasarkan prinsip kesiapan belajar tersebut, dapat dikemukakan hal-hal
yang terkait dengan pembelajaran, antara lain :
a. Individu akan dapat belajar dengan baik apabila tugas yang diberikan sesuai
dengan kesiapan (kematangan usia, kemampuan dan minat)
b. Kesiapan belajar haruslah dikaji terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran
kesiapan belajar peserta didik, dengan cara mengetes kesiapan dan kemampuan.
c. Jika individu kurang siap untuk melaksanakan suatu tugas belajar maka itu
dapat mengahambat proses pengaitan pengetahuan baru kedalam struktur kognitif
yang dimilikinya.
d. Kesiapan belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan untuk meneriama
sesuatu yang baru dalam membentuk atau mengembangkan kemampuan yang baik.
e. Bahan dan tugas-tugas belajar akan sangat baik kalau divariasi sesuai
dengan faktor kesiapan kogmitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. [2]
2. Prinsip Motivasi
Motivasi diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan
adanya tingkah laku kearah tujuan tertentu.[3]
Apabila seorang siswa memiliki motivasi maka ia akan :
a. bersungguh-sungguh dalam menunjukkan minatnya.
b. berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.
c. terus bekerja hingga tugas-tugas tersebut terselesaikan.
3. Prinsip Perhatian
Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan salah satu aspek yang
terpenting dan memiliki pengaruh yang besar. jika peserta didik memiliki
perhatian yang besar mengenai apa yang disajikan atau dipelajari, peserta didik
dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut.
perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan peserta didik pada
tugas yang akan diberikan, melihat masalah-masalah yang akan diberikan, memilih
dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan dan mengabaikan
hal-hal yang tidak relevan.[4]
Maka, dapat dikatakan bahwa perhatian siswa dapat menentukan bagaimana
peran aktif siswa selama proses pembelajaran.
4. Prinsip Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang
menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. persepsi
dapat dikatakan sebagai kegiatan awal struktur kognitif seseorang. persepsi
bersifat relatif, selektif dan teratur.[5]
Semakin baik persepsi peserta didik mengenai sesuatu, maka akan semakin
mudah pula peserta didik dalam mengingat hal tersebut. akan tetapi, dalam
pembelajaran perlu dihindari persepsi yang salah. karena dengan persepsi yang
salah ini akan memberikan pengertian yang salah pula pada peserta didik.
5. Prinsip Retensi
Retensi adalah
apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah seseorang mempelajari
sesuatu. Dalam pembelajaran perlu diperhatikan prinsip-prinsip untuk
meningkatkan retensi belajar seperti yang dikemukakan oleh Thomburg, yaitu :
a.
Isi
pembelajaran yang bermakna akan lebih mudah diingat daripada isi peembelajaran
yang tidak bermakna
b.
Benda
yang jelas dan kongkret akan lebih mudah dipahami daripada benda yang abstrak
c.
Retensi
akan lebih baik diisi pembelajaran yang bersifat kontekstual atau serangkaian
kata yang mempunyai kekuatan asosiatif dibandingkan kata-kata yang tidak
memiliki kesamaan internal
d.
Tidak
ada perbedaan antara retensi dengan apa yang telah dipelajari peserta didik
yang memiliki tingkatan IQ yang berbeda
6. Prinsip Transfer
Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang pernah dipelajari dapat
mempengaruhi proses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Dengan demikian,
transfer berarti pengaitan pengetahuan yang sudah dipelajari dengan pengetahuan
yang baru dipelajari. Transfer belajar atau transfer pengetahuan berarti
aplikasi atau pemindahan pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap atau respon-respon
lain dari suatu situasi ke dalam situasi lain.
Proses yang terjadi dalam transfer adalah pengelompokkan, generalisasi, dan
strukturisasi materi, terdapat hubungan dalam berbagai bentuk atau ukuran,
adanya struktur dalam dan adanya proses berpikir yang konsisten.[6]